Minggu, 30 Mei 2010

STRATEGI PENGEMBANGAN SEKTOR PARIWISATA
” Kulon Progo – Jogja Sesungguhnya”
Oleh : Y. Irianta


Kabupaten Kulon Progo mempunyai beberapa potensi obyek wisata yang perlu dikaji secara mendalam untuk dikembangkan di masa yang akan datang. Di sisi lain, pengamatan selintas menunjukan bahwa kondisi sosial budaya penduduk Kabupaten Kulon Progo belum siap menerima perubahan yang ditimbulkan oleh kemajuan di bidang pariwisata, karena persepsi masyarakat masih negatif terhadap bisnis atau industri jasa pariwisata. Padahal perkembangan di bidang pariwisata tidak dapat lepas dari jasa hiburan yang mempunyai daya tari khusus. Problema pariwisata yang terkemuka sesungguhnya terjadi mulai dari awal hingga akhir, sebagai suatu mata rantai nilai yang ingin dicapai oleh para pelaku dalam dunia pariwisata yaitu:
• Bagaimana suatu informasi periwisata dikemas untuk disebar ke pasar
• Bagimana biro jasa travel memberikan pelayanan
• Bagaimana sarana serta prasarana transportasi (jalan, lapangan udara atau pelabuhan laut) menuju daerah atau tujuan wisata
• Bagaimana akomodasi serta mutu makanan yang ada
• Bagaimana kualitas sarana dan pelayanan hotel atau penginapan
Bagaimana pelaku yang lain menjual produk serta kualitas pelayanan seperti tempat rekreasi, tempat hiburan (bar, café) serta pedagang atau toko souvenir. Sektor pariwisata dapat menjadi seKtor unggulan dalam pergerakan perekonomian daerah jika dikelola, diprogram, dan direncanakan secara matang, jitu dan komprehensif. Keunggulan letak geografis yang dimiliki Kabupaten Kulon Progo dapat menjadi nilai tambah tersendiri bagi pengembangan sektor wisata. Letak geografis yang berbatasan dengan beberapa Kabupaten lain yang memiliki obyek wisata menarik seperti pantai Selatan, yang memiliki akses transportasi memadai merupakan modal bagi Kabupaten Kulon Progo untuk mengembangkan sektor pariwisata.
Pengembangan pariwisata Kulon Progo sama dengan memasarkan Kulon Progo, memasarkan tempat-tempat ( places ) yang menjadi unggulan wisata Kulon Progo, memasarkan budaya, memasarkan kehidupan asli dan tradisi Kulon Progo. Konsep makalah ini memberikan pandangan, tindak lanjut bagi Pemerintah Kulon Progo yang menginginkan perkembangan pemasaran pariwisata ( tourism marketing ) di masa mendatang, sebuah kesempatan untuk mengelola potensi alam dan budaya, mengarahkan perubahan – perubahan serta memanfaatkan momentum yang terjadi di Kulon Progo, dan di Yogyakarta, di di Indonesia bahkan dalam lingkup dunia. Memasarkan Kulon Progo sejak saat ini harus menjadi tema sentral yang harus diagendakan oleh pemimpin pemerintahan ( baik eksekutif maupun legislatif), politisi (yang jalanan maupun yang di DPRD), pebisnis dan masyarakat di Kulon Progo, dari Panjatan hingga Samigaluh, dari Nanggulan hingga Girimulyo, bahkan yang tinggal di luar Kulon Progo. Ketertinggalan Kabupaten Kulon Progo harus memberikan semangat untuk melakukan lompatan besar untuk mengejar ( dengan pijakan yang kuat dan handal tentu saja ! )
Konsep analisa yang akan digunakan sebagai alat analisis ( tool of analysis ) adalah dengan menggunakan tingkatan Marketings, yang ada pada buku Marketing Asian Places dari Philip Kotler dkk. Menurut Kotler dkk ( 2000 ), ada 3 tingkatan atau siklus dalam marketing places, yaitu : Planning Group, Marketing factor dan Target Markets. Analisis akan diawali dari tingkatan paling dalam kemudian keluar, bahwa Planning Group ( siklus paling dalam ) merupakan tingkatan dasar yang menjadi prioritas dan harus segera diciptakan dan dibenahi lebih awal, baru kemudian Marketing factor dan akhirnya Target Markets. Tetapi konteks berpikir secara konseptual antara ketiganya saling berhubungan dan saling terkait.

Planning Group, ada 3 pelaku yang saling berinteraksi, yaitu : Citizens, Bussiness Comunity dan Local Government. Posisi kunci ada pada pemerintah daerah (local government) karena fungsi yang diembannya, yaitu :
a. Melindungi dan mesejahterakan masyarakat secara demokratis.
b. Demokratisasi dan pendidikan politik.
c. Mendekatkan pelayanan masyarakat dan meningkatkan efisiensi serta efektifitas pelayanan masyarakat.
d. Meningkatkan partisipasi masyarakat.
e. Memberdayakan potensi dan keanekaragaman daerah.
Ada tiga hal yang menjadi perhatian dalam hal ini, yaitu : mesejahterakan masyarakat, partisipasi masyarakat dan memberdayakan potensi dan keanekaragaman daerah. Pada planning group, penggarapan ditekankan pada :
1. Places, tempat-tempat wisata unggulan Kulo Progo.
2. Marketing Plan, rencana marketing.
3. Diagnosis
4. Visi
5. Aksi
Salah satu potensi Kulon Progo adalah keindahan alam, beraneka ragam obyek dan daya tarik wisata yang meliputi pantai, pegunungan, goa, waduk, dan pemandian. Obyek wisata dan jalur yang dapat memperlihatkan keindahan alam pegunungan, budaya masyarakat, keseinian tradisional dan makanan khas Kulon Progo.
b. Sarana jalan dan transportasi
Perencanaan sarana jalan untuk menuju tempat-tempat tujuan wisata di Kulon Progo, memungkinkan dijadikan satu dengan paket wisata, diperhitungkan jalan setapak dan keunggulan pemandangan alam di pegunungan. Merencanakan transportasi umum yang efektif untuk menumbuhkan pariwisata sekaligus perekonomian Kulon Progo
c. Telekomunikasi
Komunikasi sangat menentukan hubungan dan cara membuka akses tempat wisata dengan dunia luas. Perluasan jaringan telepon baik oleh pemerintah maupun swasta.
d. Jaringan Informasi dan Komunikasi
Akses informasi melalui sistem informasi yang ada dengan menggunakan media internet.

4. People
Aparat pemerintah menempatkan diri pada peran mengendalikan dan mengarahkan (steering ) mengurangi bahkan meniadakan pemerintah sebagai pelaku, sedangkan swasta / bisnis dan masyarakat yang lebih kongkrit berperan sebagai pelaku (rowing).
1. Pemberdayaan pelaku wisata
2. Ketrampilan - kerajinan
3. Pinjaman modal usaha
4. Pembinaan budaya

Target Markets, menentukan target market, yang kemungkinan bisa dicapai secara bertahap. Menurut Kotler dkk, target market yang ada adalah :
1. Exporters
2. Investors
3. Manufactures
4. Corporate Headquarters
5. New Residents
6. Tourism, Conventioneers and Hospitals

Dengan memperhatikan potensi dan kelemahan yang ada saat ini, ditentukan target market pengembangan pariwisata, diawali sejak tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 (sesuai dengan RPJMD Kulon Progo)


Stategi menciptakan branded : ” Kulon Progo – Jogja Sesungguhnya” tidaklah hanya dilaksanakan dengan separuh nafas, atau hanya sekedar hangat-hangat tahi ayam - tetapi harus selalu didiskusikan terus-menerus, setelah diperoleh kajian dan pemahaman yang sama oleh berbagai pihak yang terlibat. Maka harus dengan kekuatan penuh memanfaatkan momentum yang ada di depan mata saat ini. Pukul keras-keras, atau akan tertinggal sama sekali dan energi yang dikeluarkan untuk menunggu selama ini akan terbuang sia-sia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar